Jadi kali ini bakalan bahas tentang Kasih Sayang, aku disini nemu website yang menjawab beberapa pertanyaan tentang kasih sayang, so check it out!
1, 2. Hubungan apa yang dimiliki seorang utusan injil zaman modern dan juga Paulus dengan saudara-saudara mereka?
SELAMA 43 tahun
dinas utusan injilnya di Timur Jauh, Don dikenal karena sifatnya yang
hangat terhadap orang-orang yang ia layani. Sewaktu ia terbaring melawan
penyakitnya, beberapa orang yang pernah belajar Alkitab dengannya
menempuh perjalanan sejauh ribuan kilometer untuk mengunjunginya dan
mengatakan ”Kamsahamnida, kamsahamnida!” —”Terima kasih, terima kasih!” dalam bahasa Korea. Kasih sayang Don yang lembut telah menyentuh hati mereka.
2 Pengalaman
Don ini bukanlah kejadian yang unik. Pada abad pertama, rasul Paulus
menyatakan kasih sayang yang dalam kepada orang-orang yang ia layani.
Paulus rela berkorban untuk mereka. Meski ia seorang pria yang
berpendirian kuat, ia juga lembut dan penyayang, ”seperti seorang ibu
yang sedang menyusui menyayangi anak-anaknya sendiri”. Ia menulis kepada
sidang jemaat di Tesalonika, ”Karena memiliki kasih sayang yang lembut
terhadap kamu, kami senang memberi kamu, bukan saja kabar baik Allah,
tetapi juga jiwa kami sendiri, karena kamu telah menjadi orang-orang
yang kami kasihi.” (1 Tesalonika 2:7, 8)
Belakangan, sewaktu Paulus memberi tahu saudara-saudaranya di Efesus
bahwa mereka tidak akan melihatnya lagi, ”menangislah mereka semua
tersedu-sedu, dan mereka memeluk leher Paulus dan menciumnya dengan
lembut”. (Kisah 20:25, 37)
Jelaslah, hubungan antara Paulus dan saudara-saudaranya jauh lebih
dalam daripada sekadar hubungan antara rekan-rekan seiman. Mereka
memiliki kasih sayang yang lembut seorang terhadap yang lain.
Kasih Sayang yang Lembut dan Kasih
3. Bagaimana istilah Alkitab untuk kasih sayang dan kasih berkaitan?
3 Dalam Alkitab, kasih sayang yang lembut, sikap seperasaan, dan keibaan hati erat kaitannya dengan sifat Kristen yang paling mulia —kasih. (1 Tesalonika 2:8; 2 Petrus 1:7)
Seperti faset-faset sebutir berlian yang indah, semua sifat yang saleh
ini saling mengimbangi dan melengkapi. Sifat-sifat ini tidak hanya
membuat orang Kristen lebih dekat seorang terhadap yang lain tetapi juga
terhadap Bapak surgawi mereka. Oleh karena itu, rasul Paulus mendesak
rekan-rekan seimannya, ”Hendaklah kasihmu tanpa kemunafikan. . . . Dalam
hal kasih persaudaraan, milikilah kasih sayang yang lembut seorang
terhadap yang lain.” —Roma 12:9, 10.
4. Apa maksud ungkapan ”kasih sayang yang lembut”?
4 Kata
Yunani yang Paulus gunakan untuk ”kasih sayang yang lembut” terdiri
dari dua bagian, yang satu berarti persahabatan dan yang lainnya, kasih
sayang alami. Sebagaimana dijelaskan seorang pakar Alkitab, ini berarti
bahwa orang Kristen ”hendaknya dikenali dari pengabdian yang adalah ciri
sebuah keluarga yang pengasih, akrab, dan saling mendukung”. Itukah
yang Saudara rasakan terhadap saudara-saudari Kristen Saudara? Suasana
yang hangat —rasa kekeluargaan —hendaknya meresap dalam sidang Kristen. (Galatia 6:10) Oleh karena itu, The New Testament in Modern English, karya J. B. Phillips, menerjemahkan Roma 12:10,
”Hendaklah kita memiliki kasih sayang yang benar-benar hangat seorang
terhadap yang lain sebagaimana di antara saudara-saudara.” Dan, The Jerusalem Bible menerjemahkannya,
”Kasihilah satu sama lain sebagaimana selayaknya di antara
saudara-saudara.” Ya, orang Kristen saling mengasihi bukan sekadar
karena hal itu masuk akal atau karena merasa wajib. Dengan ”kasih sayang
persaudaraan yang tidak munafik”, kita hendaknya ’mengasihi satu sama
lain dengan sungguh-sungguh dari hati’. —1 Petrus 1:22.
(Sumber : http://wol.jw.org/id/wol/d/r25/lp-in/2004724#h=6)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar